Minggu, 09 Januari 2011

Sepenggal kalimat untuk dia

Maaf...jika aku terlalu banyak mengecewakanmu, ya...lagi2 ini terjadi karena keterbatasanku sebagai manusia biasa...
Benar katamu "Tuhan memberikan jalan lain untuk kita" ya....semoga kelak,aku akan sama bahagia, seperti dirimu saat ini...meski dengan situasi,jalan,kondisi yang tentu berbeda...
Terimakasih atas semua yang pernah kau berikan, pelajaran berharga tentang arti hidup...semua tersusun rapi dlm lembaran2 kisahq...dan akan kukenang sebagai hadiah terindah dari Tuhan...

Munajat

Malam ini,badanq panas kembali,gigiku gemeretakkan,dan tubuhku menggigil, kalau Tuhan sayang pdq,pasti aku sembuh,tapi kenapa tidak? Ah ternyata ucapanmu mengecewakan....
Bukan begitu, katamu, jika selalu mengadah,tentu kau akan merasakan keadilan Tuhan...coba kau tundukkan kepalamu dan akui Dia, kau tentu berpikir jernih...

Aku terdiam, sudah kucoba menghargai nasehatmu,tetapi tetap saja aku kaku, jadi bersabarlah hingga aku membuka mataku utk memiliki pandangan spt yg kau mau...
Sebuah keputusasaan hanya akn menutup harapan,sadarilah itu dan kamu akn th apa yg semestinya kamu lakukan..ucapmu saat itu...coba pandanglah dirimu dg cinta,spt kepakan sayap burung yg sll kau ceritakan pdq...
Sudah kukatakan aku bkn burung...bgmn bisa aku memandang diriku dg cinta, kalau Tuhan saja tak mencintaiku...
Setidaknya kau bs menyerupainya dan tebarkan harum lewat kepakan sayapmu utk lingkunganmu dg dirimu apa adanya...setiap mslh sll ada penyelesaiannya jika kau mau membuka mata,telinga dan hati...ucapmu pdq...

Perlahan sayapku mulai kujahit kembali dg sisa tenagaku dan bantuan darimu,sembari aku tundukkan kepalaku dlm2 agar aku melihat Tuhan...
Luka ini ada utk mengusik tidur panjangku, dan Kau adl lentera yg menyilaukan mata agar aku tak terpejam...
Baiklah aku akan bangkit dan aku tak akan berputus asa...aku janji..
Sebuah pelajaran baru bagiku,spt ini bunyinya:
"jika kau merasa lelah tak b'daya dr ush yg sptnya sia2,Tuhan tahu berapa keras kau berusaha. Ketika kau sdh menangis sekian lama dan htmu perih, ketahuilah Tuhan telah menghitung air mtmu. Ketika kau berpikir sdh mencoba sglnya dan tak tahu berbuat apa, jangan kawatir Tuhan pny jawaban....
Ingat,bwh dimanapun kau dan kemanapun kau menghadap...Tuhan sll ada dan tahu...

Allah ya Rahman ya Rahim...
Ampuni segala dosa hamba yg hina ini...

Selasa, 28 Desember 2010

Sajak WS Rendra (paman doblang)

Paman Doblang! Paman Doblang!
Mereka masukkan kamu ke dalam sel yang gelap.
Tanpa lampu. Tanpa lubang cahaya. Pengap.
Ada hawa. Tak ada angkasa.
Terkucil. Temanmu beratus-ratus nyamuk semata.
Terkunci. Tak tahu di mana berada.

Paman Doblang! Paman Doblang!
Apa katamu?
Ketika haus aku minum dari kaleng karatan.
Sambil bersila aku mengharungi waktu
lepas dari jam, hari dan bulan
Aku dipeluk oleh wibawa tidak berbentuk
tidak berupa, tidak bernama.
Aku istirah di sini.
Tenaga ghaib memupuk jiwaku.

Paman Doblang! Paman Doblang!
Di setiap jalan mengadang mastodon dan serigala.
Kamu terkurung dalam lingkaran.
Para pengeran meludahi kamu dari kereta kencana.
Kaki kamu dirantai ke batang karang.
Kamu dikutuk dan disalahkan.
Tanpa pengadilan.

Paman Doblang! Paman Doblang!
Bubur di piring timah
didorong dengan kaki ke depanmu
Paman Doblang, apa katamu?
Kesedaran adalah matahari.
Kesabaran adalah bumi.
Keberanian menjadi cakerawala.
Dan perjuangan
adalah perlaksanaan kata-kata.

gengsi...

Meskipun gengsi itu tdk enak dimakan,
sering dalam hidup ini kita mati-matian memburunya.
Demi gengsi orang bersedia melakukan apa saja,
berapa pun besar ongkos dan resikonya...
Banyak tindakan melawan hukum,
tata susila dan moral,
dilakukan demi mengejar gengsi...

Kita lihat saja,misalnya,
betapa gigih mahasiswa sekadar mengejar lulus demi gelar..
jadi demi gengsi,bukan memburu esensi...
Beberapa hari yg lalu,
saya berkenalan dengan seorang bapak ,
saya sulit menduga sebagai apa dia. 
Dia hanya mengaku bekerja di sebuah perusahaan..
Tak ada kesan apa-apa diwajahnya..
tapi ketika ditanya jabatan,dia menjawab 
"saya hanya seorang kuli pabrik"
di masyarakat kita, kuli pabrik sering dipandang remeh bahkan terlalu hina. 
Pengakuannya "saya cuma kuli pabrik" itu lalu terasa mengesankn kegetiran..
tapi mungkin juga keberanian,..
Sebagai kuli, rumus kerjanya cuma dua: 
bikin tiap orang yg berpapasan dgnmu tersenyum bahagia, 
jadikan kerjaanmu sbg sarana ibadah.,
saya kagum...
Saleh orang ini, tak banyak di negeri kita org bicara tentang pekerjaan sebagai wahana ibadah..
Umumnya dijadikan wahana mewujudkan impian dan sarana menjunjung tinggi derajat sosial...
Dan gengsi...



dan mungkin saja, aku menjadi bagian dari orang yang mengejar gengsi itu...


Kesederhanaan (sebuah refleksi diri)

Dalam hal kesederhanaan,
saya terpesona dg penyair Emha Ainun Nadjib 
atau lebih akrab disapa "cak nun"
Dalam "sajak-sajak sederhana" -nya, 
nampak bagaimana ia gandrung akn ksdrhanaan...


begini katanya:
Tuhanku.........
ambillah aku sewaktu-waktu, 
kematianku kehendak sederhana saja, 
orang2 menguburku hendaknya dg sederhana saja
 
barangkali, ini pesan Emha
atas pemihakannya pd nilai kesederhanaan...
yang skaligus menjadi refleksi buat kita...
himbauan utk menyederhanakan hidup...
Pada kenyataannya 
tampil secara sederhana saja misalnya, 
menjadi sesuatu yg tak mudah...
dan ini bukan hanya problem bagi orang kaya yg cenderung hidup gemerlap..orang miskinpun,entah berkat rangsangan virus apa,banyak yg tak mau tampil apa adanya....

Senin, 27 Desember 2010

Kangen

Tiba-tiba kok aku kangen sama sampeyan kang….
lama kita tak saling beri kabar
5 tahun yang lalu….
Di tanggal dan bulan yang sama
Aku berjumpa denganmu di alun-alun kota

Rasanya baru kemarin…
Kita merayakan kebersamaan dengan suka cita
Dan akhirnya dipisahkan dengan segudang alasan

Kang…
Aku masih seperti dulu
Dengan kaos oblong dan jeans warna biru tua..
Tak lupa sandal jepit dekil…
Dengan rasa kangen yang memuncak
Aku singgah di rumah barumu..
Ku ketuk pintu perlahan….
Dan kulihat, seorang gadis cantik dengan lesung pipit
Tersenyum menyapa sambil membuka pintu rumahmu

“silakan masuk mbak, mau cari siapa?”
“mas andiknya ada”?
Oh, mbak temannya mas andik?
Perkenalkan, saya istrinya….

Kang…
Istrimu memang cantik, jauh lebih cantik dariku…
Dan bayi laki-laki tampan di gendongan-nya
Pastilah anaknya…
Sungguh mirip denganmu wajah bayi itu…
Lucu, menggemaskan…

“hei, ada tamu….
Apakabarmu en..?
Alhamdulillah, saya baik-baik saja kang..
Seperti yang kau lihat saat ini…
Kapan menyusul….
Aku belum menemukan orang sepertimu

Obrolan Sore di penghujung tahun

Sendal jepit kanan:
Hei…kawan,
kenapa kau tampak murung?
Gerangan apakah yang mengusik  pikiranmu sore ini?

Sendal jepit kiri:
Entahlah….
Rasa-rasanya,aku mulai bosen dengan bos kita…
Kau lihat sekarang,
ndak  ada yang bisa dibanggakan dari bos kita sekarang
Apa coba??
Dipikir? Ndak ada to?
La iya, apanya yang bisa dibanggakan, 
tidur aja masih numpang
Status pekerjaan masih seperti dulu…
Jadi buruh, buruh pabrik pula….
Tentang sekolahnya?
Ini dia, kayaknya pura-pura lupa, 
atau sengaja melupakannya….
Apa kau ndak liat….
tesis-nya masih terbengkelai kayak gitu…
Huhhhh….ampyun…ampyun…bos….bos….
La mbok yo sadar to sampeyan bos…….!!!!
Lalu, coba kau amati juga dalam setahun ini…
kulihat ia masih belum bisa melewati hari-harinya dengan bijak.
Masih belum bisa menghargai  orang lain,
Masih sok gemede…sombong
Apa sih yang disombongkan?
Ah…………
Rasa-rasanya, tebakanku memang tepat
Ia sudah lupa sama mimpi-mimpinya.
Mimpi yang selalu ia gumamkan saat melepas kita dari kakinya
Duh, Gusti….
Payah benar aku mengikuti langkahnya sekarang.
Mondar mandir tak karuan di Semarang….
Dan tentang mimpinya,
kau lihat?
Kau lihat?
Serangkaian mimpi yang ia ceritakan pada kita dulu.
Setahun yang lalu? Apa dan mana?

Sendal jepit Kanan:

kau memang benar kawanku
Ya, Memang ….
itulah faktanya
tapi  tunggulah barang sebentar.
Kenapa tak coba kau  mensyukuri apa yang didapat boz mu, boz kita?
Bahkan kau belum pernah mau mensyukuri
Kenapa kau selalu bilang belum, belum  sampai,
dan tidak bilang, sudah sampai.
Kenapa kau selalu sibuk dengan apa yang belum didapatkan.
Bukannya mensyukuri apa yang didapat.

Memang ada banyak mimpi yang belum  kesampaian.
Seperti halnya sekolah
Boz kita memang belum bisa seperti teman-teman lainya yang sudah dapat menyelesaikan study-nya
Tapi, ia kan masih berusaha…
dan kulihat ia sekarang mulai bangkit lagi.
Masalah pekerjaan…tak ada yang jelek dari seorang buruh, buruh pabrik
Jadi buruh/ pegawai pabrik toh pekerjaan yang halal….
Memang sih gajinya ndak sebesar pegawai kantoran, diplomat, atau yang lainnya
Tapi toh nyatanya cukup untuk dibuat makan, beli sabun dll

Kita juga perlu ingat, posisi boz kita hari ini juga tak lain dan tak bukan
adalah pilihan dan keputusan Allah.
Allah yang telah memutuskan di posisi mana dan apa yang sedang boz kita kerjakan.
Adakah yang lebih baik dari keputusan Allah?

Sendal jepit Kiri :

Hemm… entahlah.
bagaimana menurutmu?

Sendal jepit Kanan :

Tentang mimpi yang belum tercapai.
Kukira ia hanya belum mejadi bagian takdir dari Boz  kita hari ini. Itu saja.
Lagipula, siapa yang lebih tahu apa yang terbaik untuk boz  kita hari ini?


Sendal jepit kiri:


Entahlah..
Allah mungkin?

Sendal jepit kanan:
Nah…..
Sekarang kau bisa jawab…
Iya, betul….
Hanya Allah….


Aku :

Kubiarkan mereka terus bercakap.
Aku hanya menguping saja
Dan ketika mereka menoleh ke arahku…
Ku alihkan pandanganya pada layar computer di depanku,
Seperti layaknya seorang boz yang ketahuan menguping para anak-buahnya

Dalam hati aku hanya berkata:

Sendal jepitku, kau benar.
Aku memang belum menjadi.
Belum bisa berbuat apa-apa.
Belum bermakna.
Untuk siapa-siapa.
Belum melangkah kemana-mana.
Langkahku baru sejengka….
Itupun dengan bantuanmu sandal jepitku…

Terimakasih banyak sandal jepitku…
Aku tahu, mungkin kau sudah bosan
Mengikuti jejak langkahku yang tak terarah..

Dan senja ini….
Di minggu terakhir di tahun 2010 ini…
Mimpi-mimpi yang selalu kukatakan padamu…
Akan ku pahatkan kembali di tahun mendatang…
Semoga Tuhan...menuntunku meraihnya...